GARDATIMURNEWS.COM || GOWA – Pemerasan terhadap pelaku TKI Ilegal / TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) yang dilakukan oknum TNI diduga melibatkan Oknum Polwan.
Kasus pemerasan terhadap warga Bulukumba yang merupakan pelaku penyalur TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang ilegal semakin jelas siapa berbuat apa, kasus tsb melibatkan Oknum TNI inisal FRM, FTR dan RM dibantu oleh Oknum Polwan cantik berinisial Bripda AZH berdinas di Polda Sulsel semakin terang kasusnya sebab disinyalir pelaku merupakan sebuah sindikat yg selama ini punya hubungan dengan korban pemerasan yang berinisial ADL.
Korban pemerasan ADL merupakan anak dari penyalur TKI ilegal inisial RD yang selama ini melakukan perdagangan manusia secara ilegal yang akan dipekerjakan di Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di Malaysia, selama ini oknum TNI dan Polri yang terlibat dalam pemerasan merupakan bagian dari sindikat tsb dan disinyalir mereka selama ini bekerjasama dengan warga inisal TL merupakan salah satu anggota Ormas yang menjadi Banpol menyampaikan ke oknum TNI dan Polwan Polri untuk melakukan penangkapan dengan dalih perdagangan manusia.
Proses pemerasan disusun secara rapi termasuk pembagian hasil pemerasan ditambah lagi sisa uang pemerasan mereka (Oknum TNI dan Polwan Polri) tsb digunakan untuk pesta di tempat hiburan malam di Kota Makassar.
Pihak korban pemerasan merasa sangat dirugikan sehingga berani melaporkan kasus tsb ke pihak Polres Gowa walaupun konsekwensiny korban dapat pula terjerat hukum TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Manusia).
Team Jatanras Polres Gowa telah mengamankan pelaku warga sipil sebanyak 2 org sedangkan untuk Oknum TNI dikoordinasikan ke Kodim Gowa dalam pengungkapan oknum pelaku dari TNI selain itu APH juga sudah mengantongi Oknum Polwan cantik yang ikut terlibat.
Pelaku dari Oknum TNI sudah ditangani oleh pihak POM TNI utk proses hukum sedangkan Oknum Polwan cantik masih menunggu tindakan yang akan dilakukan oleh Polda Sulsel, Warga berharap pihak APH dapat mengungkap tuntas kasus TKI ilegal dan kasus pemerasan yg dilakukan oleh Oknum TNI dan Polwan Polri.
Maraknya perdagangan manusia diwilayah Selatan Propinsi Sulsel diduga akibat kampung asal TKI ilegal merupakan kawasan tandus kurang produktif sehingga warga berharap dari hasil kerja di Malaysia yang menjanjikan kehidupan lebih baik dan warga pelaku TKI ilegal tidak tanggung2 akan mengeluarkan banyak uang utk menebus Oknum petugas yang menciduknya.
Kasus pwmerasan yg awalnya 50 juta dinego sampai 25 juta akan tetapi Oknum TNI dan Polwan tsb mengancam akan melanjutkan kasusnya maka pelaku TKl ilegal meyanggupi 30 juta. (IT).


