GARDATIMURNEWS.COM |Gowa, 1 September 2025 — Presiden Toddopuli Indonesia Bersatu (TIB), Syafriadi Djaenaf Daeng Mangka, melontarkan kritik keras terhadap tindakan oknum yang diduga menurunkan massa tandingan guna mengintimidasi peserta unjuk rasa di depan Gedung DPRD Gowa.
Dalam pernyataannya, Syafriadi menilai langkah tersebut sebagai bentuk pembungkaman suara rakyat yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.
“Menghadirkan massa tandingan dengan dalih pengamanan adalah praktik berbahaya. Ini bukan sekadar pengalihan isu, tapi pelecehan terhadap hak konstitusional warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum,” tegas Syafriadi.
Informasi yang diterima menyebutkan, massa tandingan yang diturunkan mencapai dua puluh orang per desa dari sembilan kecamatan. Jumlah tersebut bahkan disebut lebih banyak dibanding peserta aksi yang datang menyuarakan aspirasi.
Syafriadi menilai, meskipun keberadaan massa tandingan diklaim untuk mencegah potensi kericuhan, cara itu justru merusak nilai demokrasi yang telah lama diperjuangkan masyarakat Gowa.
“Gowa adalah tanah bersejarah, tempat lahirnya semangat keberanian dan kebebasan. Jangan biarkan warisan itu dirusak oleh tindakan represif yang mengatasnamakan stabilitas,” ujarnya.
Melalui pernyataan resminya, TIB menyerukan kepada aparat penegak hukum dan pemerintah daerah agar menjunjung tinggi prinsip demokrasi, serta memastikan tidak ada intimidasi terhadap warga yang menyampaikan pendapat.
“Demokrasi tidak boleh dikendalikan oleh rasa takut. Demokrasi harus tumbuh dari keberanian untuk mendengar, bukan dari kekuatan untuk membungkam,” tutup Syafriadi.(/*)
–