GARDATIMURNEWS.COM | Jeneponto – Guru yang di kenal Pahlawan tanpa jasa akan menemui dan menghadap Bupati Je’neponto utamanya guru-pendidik di Sekolah Dasar(SD) 13 Pangi Rumbia.
Pasalnya, jelang sebulan para guru dan orang tua murid melakukan aksi tutup sekolah karena tidak setuju Kepala Sekolah berinisal HDS dalam pemanfaatan dana bos yang telah di terima pencairan ke dua dan ketiga disinyalir tidak transparan dan tak maksimal.
Bukan hanya itu ungkap Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) GEMPAR, HM Saleh Daeng Situju, melainkan tidak memfungsikan Bendahara sehingga dana bos yang diterima tidak mengacu dan merujuk petunjuk teknis (juknis).
Dugaan penyimpangan juknis itu sehingga sejumlah guru dan org tua murid akan menghadap Bupati Je’neponto, melaporkan ketidak harmonisan para guru dengan Kepala Sekolah.
Bahkan guru-guru dan orang tua siswa (i) lanjut Ketua LSM GEMPAR, Saleh Situju, sudah melaporkan pada Koorwil dan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Nasional (Diknas) Je’neponto meskipun seperti tak ada tanggapan serta ketegasan menyikapi?.
Ketua LSM GEMPAR Drs Muh Saleh Situju SH menyebutkan, betapa urgen penutupan SD 13 Pangi di Kecamatan Rumbia tanpa perhatian dan peduli? Padahal perlu mendapat kesungguhan semangat semua pihak utamanya eksekutif yang berwenang, jajaran Dinas Pendidikan,” ungkap Ketua LSM GEMPAR.
Ketua LSM GEMPAR mengharapkan ketegasan Bupati, bahkan kalau perlu Pejabat terkait di tinjau kembali, pinta Daeng Situju panggilan akrab Drs.HM.Saleh, SH.
Pahlawan tanpa jasa alias para guru berharap kiranya Bupati Je’neponto dapat menerima laporan hingga mendapat respons dan ketegasan.Demikian harapan Ketua LSM GEMPAR, Saleh Setuju.(Burnas Tetta Mangung)
Adm : Salman Ds