GARDTIMURNEWS.COM |GOWA – Jalan poros kabupaten di Dusun Bangkoa, Desa Baturappe, berbatasan dengan Dusun Binaarung, Desa Berutallasa, Kecamatan Biringbulu, selama ini dikenal masyarakat dengan julukan “pendakian tikungan S”. Jalur ekstrem yang menanjak dan berliku ini sudah bertahun-tahun menjadi momok menakutkan bagi pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat, terlebih saat musim hujan.
Kerusakan jalan di jalur tersebut kerap memicu kecelakaan. Tidak sedikit kendaraan yang terbalik lantaran kondisi tikungan yang curam dan sisi jalan yang berbatasan langsung dengan jurang perkebunan. Ironisnya, kondisi ini belum mendapat perhatian serius dari Pemkab Gowa maupun wakil rakyat di DPRD Kabupaten Gowa.
Ketua DPP LSM Gempa Indonesia, Amiruddin, S.H., mengungkapkan bahwa jalan pendakian ini merupakan jalur alternatif penghubung sejumlah desa di Kecamatan Biringbulu menuju Sungguminasa melalui Palleko (Kabupaten Takalar). Rute ini juga menjadi akses ke Desa Baturappe, Batumalonro, Berutallasa, Pencong, Julukanaya, Kelurahan Lauwa, Tonrorita, hingga Desa Taring yang berbatasan dengan Kecamatan Tompobulu dan Kabupaten Jeneponto.
“Sebagian lahan saya seluas 32,17 hektare bahkan sudah diikhlaskan untuk pembangunan jalan demi kepentingan masyarakat umum,” ungkap Amiruddin, Sabtu (13/9/2025).
Upaya perbaikan jalan akhirnya datang dari inisiatif warga setempat. Tokoh masyarakat Kecamatan Biringbulu sekaligus penggiat sosial dari Yayasan Bantuan Hukum Indonesia (Kompak), Muh Ukkas Dg Rowa, menyebutkan bahwa H. Marhaban bersama Koptu Samakka selaku Babinsa Desa Berutallasa menggagas perubahan jalur “tikungan S” menjadi “tikungan C”.
“Tujuannya demi kelancaran transportasi dan keselamatan pengendara yang melintas,” jelas Dg Rowa.
Inisiatif tersebut mendapat dukungan dari Kepala Desa Berutallasa, Muh Arifin, serta sejumlah tokoh masyarakat, warga, dan para pengguna jalan. Setelah dilakukan pengerjaan menggunakan alat berat Excavator milik H. Marhaban, warga kemudian melakukan penggalangan dana secara swadaya.
Rencananya, perbaikan akan dilakukan dengan pengecoran beton sepanjang 50 meter dengan lebar 10 meter, termasuk pembuatan pondasi dan drainase. Namun, kebutuhan material seperti semen, batu sertu, dan timbunan masih sangat besar.
“Kami masih membutuhkan sekitar 50 truk timbunan batu sertu. Sayangnya hingga kini belum ada donasi material, padahal kesempatan ini masih terbuka selama alat berat tersedia,” tambahnya
Masyarakat berharap agar Pemkab Gowa, khususnya Dinas PUPR, segera turun tangan menindaklanjuti inisiatif warga tersebut.
“Kami meminta Pemkab melalui Dinas Bina Marga dan PUPR Kabupaten Gowa melakukan pengecoran permanen agar jalan ini benar-benar aman. Kami juga mengajak anggota DPRD Gowa dari Dapil 4, para pengusaha, hingga masyarakat luas untuk berinfaq dan bersedekah. Pembangunan jalan ini akan menjadi amal jariyah di kemudian hari,” tegas Dg Rowa. Liputan: Nurdin Nakku Dg Bundu